Alora sama sekali tidak kaget saat Martin menyebut nama mendiang sang ayah. Dia sudah menduga, calon mertuanya pasti menyelidiki latar belakangnya. Wajar, dan Alora sudah menyiapkan diri untuk segala kemungkinan terburuknya. Namun tidak menyangka, respon Martin justru di luar dugaan. Pria paruh baya itu tidak bertanya apapun, juga tidak menunjukkan sikap keberatan. Hanya berkata santai, “Ayo, makan dulu,” lalu berjalan mendahuluinya menuju ruang makan. Sesantai itu sikap Martin, sampai membuat Alora melonggo di tempat. Padahal sebelum ini dia sudah menyiapkan mental, bakal mendapat teguran atau sindiran kasar karena statusnya. Tapi semua kekhawatirannya tidak terbukti. Martin tidak menunjukkan sikap menolak atau mengorek masa lalunya. Sikapnya tenang, nyaris datar, tapi tidak dingi