Tak ada sesal di awal

1354 Kata

Sesal selalu datang di akhir. Kini, pernyataan itu tak lagi sekadar kalimat klise bagi Kenan. Sesal itu nyata dan menggerogoti hatinya tanpa ampun. Berkali-kali dia bertanya dalam hati, "Apa yang sudah aku lakukan?" Namun, pertanyaannya tidak punya jawaban, sebab imbasnya sudah terpampang jelas di matanya sendiri. Tak ada kata yang bisa memperbaiki apa pun. Tak ada maaf yang cukup untuk mengobati luka sebesar itu. Matanya bergetar menatap kantong plastik medis di tangan Dela. Lalu dengan lirih, dia berkata, "Bo-bolehkah... aku lihat?" "Buat apa? Kan kamu sendiri gak mau," sela Dela tajam. "Kasih aja, Del. Biar dia lihat sendiri, anak yang udah dia bunuh." JLEB! Menusuk sekali perkataan Alora. Tapi bagaimana lagi, kenyataannya memang begitu. Kenan lah yang membuatnya keguguran, terl

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN