Amara tersenyum lebar begitu mengenali wajah cantik Davina dari balik punggung Nendra, sementara kakak sepupunya itu memalingkan wajahnya menghindari tatapan sepupu-sepupunya yang lain. “Dokter Davina?” Amara memeluk dokter cantik itu penuh kehangatan. “Panggil Davina aja, Kak,” ucapnya santun. “Hai, Dok. Saya Damar,” Damar mengulurkan tangannya. Wajahnya ia buat semanis mungkin membuat Amara dan Nita terkikik geli, sementara Nendra yang tadi masuk bersama Davina dibuat jengkel dengan wajah sepupunya yang sok akrab itu. “Gak usah sok akrab gitu,” Nendra menampik tangan Damar bahkan sebelum Davina menjabatnya, membuat Nita tertawa puas. “Ayo Kai, kita ke teras samping saja,” Evan meraih Ajeng dalam gendongannya dan mengajak Kai menyingkir dari keributan sepupu-sepupu istrinya itu. “Ke