Evan menggenggam erat tangan istrinya. Mereka berjalan berdua menyusuri pemakaman yang sunyi pagi itu. Sengaja Evan tak membawa serta Kai dan Ajeng. Kai bahkan belum mengerti apa itu kematian, terlebih Ajeng. Biarlah nanti ia mengenalkan kakak mereka saat usia mereka sudah lebih besar dan bisa memahami dengan lebih baik. Kaki Amara langsung lemas begitu sampai pada nisan bertulis nama putrinya. Ada seikat mawar putih yang belum mengering sempurna di sana. Air matanya luruh seketika. Evan dengan segera meraih pundak istrinya. Bertahun berlalu. Bahkan Tuhan sudah menghadiahkan dua buah hati setelah kepergian Jasmine. Tapi kehilangan itu tetap membekas di hati mereka. Tidak. Jangan bilang Evan dan Amara tak mensyukuri kehadiran Kai dan Ajeng. Kai dan Ajeng tetap mendapatkan porsi yang sam