[Part 2] 60. Suami Bucin

1100 Kata

Nendra seakan tak bisa lepas dari Davina. Laki-laki itu menempel terus pada Davina seperti lintah. Entah dengan menggenggam tangan Davina, memeluk pinggangnya dengan posesif, merangkul pundaknya, bahkan terkadang mencuri kecupan di puncak kepala Davina sementara gadis itu sibuk memilihkan mainan. “Suaminya bucin bener ya,” bisik salah seorang pramuniaga pada temannya. “Mbaknya cantik sih. Wajahnya adem dan kelihatan gak neko-neko.” Nendra tersenyum lebar kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Davina dengan posesif. “Kak, Kakak sanaan dikit jalannya,” bisik Davina. “Gak mau.” “Aku tuh malu diliatin orang Kakak nempel-nempel gitu mulu.” “Biarin aja. Kenapa malu? Aku kurang ganteng?” Davina mencebik. “Nanti Kakak dikira suami bucin.” “Bagus dong,” jawab Nendra bangga. “Sayang,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN