Davina sudah akan masuk mobil Zayn saat sebuah sepeda motor merapat ke ruang IGD dengan seorang laki-laki yang membawa seorang perempuan yang tampak lemas. “Bentar, Zayn,” cegahnya saat Zayn akan memutar kontaknya. Zayn yang sudah paham gelagat kakaknya akhirnya keluar lagi. “Mau aku tunggu atau aku jemput aja nanti?” tawar Zayn. “Jemput nanti aja. Nanti Kakak kabari,” Davina akhirnya menuju ruang IGD. Dia disambut dokter Faris yang tampak masih sibuk menangani pasien tapi kemudian datang satu pasien lagi. “Dok, bisa minta tolong?” dokter Faris menunjuk satu pasien yang baru datang yang sedang ditangani perawat. Davina mengangguk yakin. Dia memasang stetoskopnya di leher. “Istri, Bapak?” “Iya, Dok.” “Yang sakit apanya?” “Perutnya, Dok.” “Punya riwayat sakit perut sebelumnya? Ga