Amara tak menyangka, ia akan bangun dari tidurnya ditemani seorang gadis kecil yang manis. Ada keteguhan seorang Evan dalam raut wajahnya, dan keceriaan Amara terpancar di indah bola matanya. “Bunda, akhirnya bunda bangun juga. Aku rindu sama Bunda. Ayah juga. Iya kan, Yah?” bola mata itu bergerak lucu melirik ayahnya. Evan ada di sana dengan raut khawatir. Keningnya berkerut. Wajahnya kuyu. “Mas Evan? Ada apa?” “Tuh kan, Yah. Bunda tidak apa-apa. Bunda aku adalah wanita terkuat di dunia.” Tangan mungil itu melingkar di leher Amara. Ia menggosokkan hidungnya di pipi Amara. “Sayang, geli.” Bocah kecil itu terkikik. “Aku sayang bunda tau, Bun.” “Bunda juga sayang kamu.” “Ayah juga sayang Bunda. Iya kan yah?” “Iya.” “Tell her that you loved her, Ayah.” “Iya.” “Ayah. Bukan iya iy