Sepanjang perjalanan, sepasang mata cemerlang Kai tampak begitu sibuk merekam semuanya. Ia tak banyak bertanya. Hanya diam memperhatikan sekitarnya hingga mobil yang membawa mereka merapat ke halaman rumah. “Ayo turun,” ucap Evan pada Kai. “Di sini?” Kai ragu. Rumah yang dilihatnya jelas berbeda dengan lingkungan tempat tinggalnya sebelumnya. “Ini rumah Kai sekarang,” ucap Bapak. Evan turun terlebih dahulu setelah meminta Kai berdiri. Ia kemudian membantu Kai untuk turun, sementara Amara mengambil Ajeng dari pangkuan ibunya setelah ia turun terlebih dahulu. “Biar saya saja, Mas Evan, yang turunin barangnya,” cegah Sigit saat Evan beranjak ke belakang mobil hendak membuka bagasi dan mengeluarkan kopornya. Amara tersenyum lebar. Akhirnya ia dapat kembali lagi ke rumah masa kecilnya. Ra