Seorang anak kecil bersembunyi di balik lemari. Ia berjongkok sambil menutup kedua telinganya. Air matanya menetes. Di kedua bola matanya tertangkap bayangan seorang perempuan dewasa tengah terjerembab terkena pukulan seorang laki-laki dewasa. “Ampun, Mas. Ampun.” Si anak kecil masih bisa menangkap raungan suara perempuan. Lalu sepasasang tangan rapuh melingkar pada kaki kokoh yang mengenakan celana jeans. Kaki itu bergerak dengan tenaga penuh menendang tubuh kuyu yang hanya mengenakan daster rumahan yang telah lusuh. Perempuan itu kembali terjerembab. Menelungkup di lantai dengan suara tangis yang menyanyat hati. Air mata si anak semakin deras mengalir. Ia menunggu beberapa saat hingga terdengar langkah sepatu menjauh dan bunyi pintu ditutup. Begitu terdengar bunyi keras pintu beradu d