“I love you,” Amara memeluk erat pinggang Evan sebelum melepasnya berangkat ke kampus. Beberapa hari belakangan, ia memang kerap mengucapkan kata cinta. Berharap akan mendapat balasan dari suaminya. Tapi laki-laki dingin itu hanya akan balas mengelus punggungnya sembari mengecup puncak kepalanya. “Pelit banget sih bilang I love you too.” Evan tak menyahut. Lidahnya memang terasa begitu kelu mengucapkan kalimat itu. Bukan ia tak menyayangi istrinya. Tapi seumur hidupnya ia memang tak pernah menyatakan perasaannya pada siapapun. “Mas, jangan sampe malem ya pulangnya?” pesan Amara sambil mendongak menatap wajah Evan. “Iya. Kamu hati-hati ya. Makan yang bener.” Amara mengangguk. Ia turut mengantar ke depan saat ojek online yang dipesan Evan sudah datang. Masih begitu pagi. Tapi memang b