“Ra, aku ke kampus ya,” pamit Evan. Amara menggeliat. Rasanya dia masih jetlag saja padahal sudah seharian kemarin ia hanya bergolek di atas kasur. “Sarapannya udah aku siapin. Bangun dulu sana. Kamu dari kemarin udah rebahan aja. Gak sakit kan?” Evan meletakkan punggung tangannya di dahi istrinya. Amara menggeleng. “Lama enggak perginya?” “Begitu selesai aku langsung pulang. Aku mulai kuliah lusa.” “Mas jalan kaki?” “Iya. Aku butuh survey lingkungan dulu seberapa jauh kita kalau butuh sesuatu di luar. Jangan kemana-mana ya.” Amara mengangguk. “Jangan lupa makan, Ra.” “Iya,” Amara bangkit lalu menggelung rambutnya. Ia bangkit mengikuti Evan keluar kamar. Ada sandwich dan segelas coklat yang masih panas. “Mas Evan sudah sarapan kan?” tanyanya pada Evan yang tengah memasang sepatu