Bab 102: Say it Again

1014 Kata

Amara berbaring sambil mengangkat satu tangannya ke udara. Satu cincin lain, selain cincin pernikahannya, kini tersemat di jarinya. Sebuah cincin sederhana dengan berlian mungil yang entah berapa karat. Ah, Amara tak peduli soal karat itu, toh ia tak tahu benar perkara perhiasan. Baginya, Evan memberinya kejutan manis itu saja sudah luar biasa. Membayangkan laki-laki seintrovert Evan memesan perhiasan sendiri rasanya sudah pengorbanan tersendiri. Amara tersenyum. Sepasang mata beningnya tak bisa lagi menyembunyikan binar kebahagiaan di sana. Ia melirik suaminya yang duduk di sampingnya sambil memangku laptopnya, sementara perangkat komputer Evan yang sudah dipindahkan ke kamar mereka juga dalam posisi menyala semua. “Mas, coba bilang sekali lagi,” pinta Amara sambil mengamati jemarinya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN