Amara duduk memangku bayinya sementara ponselnya ada di atas meja, ia letakkan di atas phone holder. Di layar ponsel, tampak wajah sepupu-sepupunya, Nendra, Damar, dan Nita. “Siapa tadi nama lengkapnya, Ra?” tanya Nendra. “Kaindra Arfan Erindra Putra,” jawab Amara. “Hah? Siapa?” tanya Damar. “Dasar om budeg,” olok Nendra. “Aku mastiin aja woi. Emang mau dipanggil apa, Ra? Kain?” “Sembarangan,” semprot Evan tak terima. Nendra tertawa. Dia paling puas kalau Evan terpancing emosinya. “Hai Kaindra, gak usah dengerin om kamu yang dua itu ya,” ucap Nita menyapa keponakannya. “Modus dia biar dikirimi sepatu,” kata Damar. “Bukannya kamu yang lagi pingin sepatu kayak Evan, Mar,” Nendra buka kartu. “Berisik, Ndra.” “Lucu ya, Ra, anakmu.” “Pengin, Nit?” pancing Amara. “Bikin yuk, Nit,”