Bab 97: Titik Terang

1098 Kata

Para laki-laki itu berdiri di dekat taman yang agak jauh dari jangkauan orang berlalu lalang. “Van, Papa turut menyesal atas apa yang menimpa Amara,” ucap Irsyad membuka pembicaraan. “Mobil yang digunakan untuk menabrak Amara, kemungkinan besar memang mobil Mita.” Evan menghela napas. Ada kemarahan yang jelas terpancar dari sorot matanya. Bapak yang berdiri di dekatnya, menepuk pelan pundaknya agar ia tak sampai meledak pada ayahnya sendiri. “Pak Irsyad tidak keberatan kan, jika ini tetap kita proses secara hukum?” tanya Bapak. Bapak tak hanya memikirkan anak dan cucunya yang menjadi korban, tapi juga menantunya. Evanlah yang sebetulnya sedang diserang secara mental agar kemudian melepas semua hak warisnya sebagai anak Irsyad, dan hanya mendapatkan tumpukan hutang kelak. “Tidak. Saya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN