Evan segera berlari pulang secepat yang ia bisa begitu mendapati notifikasi di ponselnya yang terhubung dengan cctv di apartemennya. Ia memodifikasi sendiri cctv nya agar ia bisa mengunci sistem, terutama perangkat komputernya, ketika ada tanda bahaya di apartemennya. “Ara, kamu gak apa-apa?” Evan terengah-engah membuka pintu, membuat Amara yang sedang membuat adonan pancake mengernyit heran. “Mas?” Evan menunjuk kamera di atas pintu membuat Amara mengangguk paham. “Minum dulu,” Amara menyodorkan gelas berisi air putih yang langsung diminum habis oleh Evan. “Kamu beneran gak apa-apa?” Evan bahkan sudah tak menemukan jejak panik di raut wajah istrinya. “Gak apa-apa. Aku bikin pancake dulu. Nanti kita obrolin sambil sarapan.” Evan mengangguk. Dia melepas kaosnya yang basah keringat