Evan melanjutkan makannya dalam diam. Menghabiskan satu porsi bakmi goreng yang tinggal setengah setelah tadi ia makan bergantian dengan istrinya. Setelah selesai, Evan membereskan bekas makan mereka, sementara Amara sedang menscrolling hapenya. “Mas masih sibuk di kampus?” “Ada mahasiswa yang lagi ikut lomba karya ilmiah. Kebetulan aku yang paling nyambung dengan yang dia kerjakan.” “Berarti Mas bakalan jarang ke sini?” “Aku akan usahain cepet selesai projectnya.” “Mas Evan pernah kangen aku enggak sih kalau berhari-hari kita gak ketemu?” Evan terdiam. Pertanyaan macam apa itu. Selama ini mereka memang tak pernah membahas perasaan yang tumbuh di antara keduanya. Bagi Evan, dia bisa berkomitmen dengan sepenuhnya pada pernikahan mereka itu sudah cukup. Tak pernah Evan memikirkan segal