“Ra,” Evan yang memang tak pernah berinteraksi dengan anak kecil menjadi gugup seketika. Amara mengambil alih bocah perempuan yang belum genap dua tahun itu ke dalam pangkuannya. “Papamu emang agak-agak ya, Dek,” kata Ara kemudian berdiri dengan bocah mungil yang anteng dalam gendongannya. “Lho kok malah anteng sama Tante Amara.” Amara tersenyum lebar, sementara Evan memperhatikannya dalam diam. Amara, istrinya, dengan seorang batita dalam gendongannya. “Udah cocok lho, Ra. Jangan ditunda-tunda lah. Udah mau selesai kan kuliahnya.” “Jangan, Ra. Nikmati dulu berduaan. Rempong kalau sudah ada bocil.” “Tapi kalau dikasih cepet jangan ditolak, Ra.” “Ara sih gampang, kalau punya bocil Eyangnya bisa dititipin. Gak usah bingung, Ra, kalau nanti kerja.” Dan entah apa lagi suara-suara dari