Evan sudah mulai mengepak barang-barangnya. Sebelumnya, ia mencari informasi sana-sini apa saja barang yang masih ia perlukan yang aman dibawa pulang. Barang yang masih bisa ia dapatkan di Indonesia dengan mudah rencananya akan ia tinggalkan. Selama hampir enam tahun, Evan dan Amara memang jarang membeli barang baru kecuali mereka benar-benar membutuhkannya. Pun dengan mainan Kai. Tak terlalu banyak yang Kai miliki. Evan menyortirnya dengan bantuan Kai. “Gak apa-apa ya, dikasihkan anak-anak yang butuh, Kai nanti beli lagi di rumah.” “Kita gak tinggal di sini lagi?” “Enggak, sayang. Kita akan pulang ke rumah Eyang,” Amara yang menjawab. “Bukan rumah Kai?” Evan hanya tersenyum sambil melirik istrinya. Baik dia maupun Kai menunggu jawaban Amara. “Itu rumah Kai juga. Di rumah Eyang mas