“Itu tadi pasien terakhir, Dok,” ucap seorang perawat yang membantu Nendra di poliklinik. “Udah selesai?” Nendra mengecek jam tangannya. Masih ada tiga puluh menit untuk sampai di jam dua belas siang tapi ia sudah bisa istirahat. Padahal biasanya Nendra baru selesai setelah jam dua belas lewat. “Di sebelah masih ada pasien?” tanyanya. Sebelah yang dimaksud adalah ruangan Davina. “Ada beberapa sepertinya, Dok.” Nendra mengangguk senang. Beberapa pekan ini pasiennya berkurang karena beberapa dari mereka beralih ke Davina. Mereka yang awalnya memilih Davina karena antrian pada dokter Nendra sudah banyak, akhirnya keterusan di sana. Dan tampaknya, pengalaman itu tersampaikan dari mulut ke mulut hingga pasien Davina sekarang bertambah banyak. Gadis itu bahkan kerap baru bisa istirahat s