“Bella tinggal berapa kontrak lagi?” tanya nyonya Atmaja saat mereka makan malam. “Katanya tiga lagi. Awal bulan depan selesai dua, yang satu katanya akhir bulan.” “Terus kamu mau lamaran resmi kapan?” “Hah?” Robby menatap tak percaya pada ibunya, membuat Davina terkikik. “Kakak jelek banget kagetnya.” “Kayak orang b**o ya, Dav,” sambung Papanya. “Papa, anak sendiri dibego-begoin,” protes nyonya Atmaja. “Mama serius, Ma?” Robby masih tak percaya. “Kamu tanyakan orang tuanya, Mama Papa bisa silaturahmi kapan ke rumah?” Robby bangkit dan memeluk ibunya dengan erat. “Makasih, Ma,” dikecupnya berkali-kali pipi wanita yang telah melahirkannya itu. “Udah ah, duduk sana.” Davina tersenyum lebar. “Aku seneng. Nanti aku temenin buat ngurus-ngurus semuanya, Ma.” “Iya, bantuin Mamamu. Bia