Amara memeriksa sekali lagi barang bawaannya. Mereka akan mulai menginap di Solo malam ini. Satu buah kopor dan satu tas besar berisi pakaian akan mereka titipkan pada travel, sementara mereka berdua akan berboncengan menggunakan motor Amara. “Bawa jaket yang agak tebel, Ra.” “Ada di rumah.” Evan memeriksa jendela dan semua aliran listrik. Memastikan semuanya aman. Termasuk perangkat komputer yang menjadi asetnya yang paling berharga. “Sudah pesan taksi online?” ia mendorong satu kopor dengan satu tas besar yang ditumpangkan di atas kopornya, sementara di punggungnya masih menyandang satu ransel. “Sudah,” Amara menunjukkan layar ponselnya kemudian menyandang tas punggung dan menyilangkan sling bag di pundaknya. Mereka turun ke lobby menunggu taksi online yang akan membawa Amara ke a