Evan terdiam. Dia tak menyangka akan dihadapkan pada pertanyaan itu. Ia ingin Amara stay di dekatnya atau tidak? Pertanyaan macam apa itu, pikirnya. “Bapak Ibu cuma punya aku, Mas. Aku gak pingin terlalu jauh dari mereka. Kalaupun di luar kota, ya yang terjangkau perjalanan dua-tiga jam saja aku pinginnya.” “Transportasi sekarang lebih mudah, Ra. Asal kamu gak jauh dari akses stasiun atau bandara.” Amara mengangguk. Dia baru saja merasakan begitu bahagia suaminya mau mendampinginya hingga prosesi ujian tadi, tapi kini sudah dihadapkan pada bahasan berat tentang masa depannya dengan Evan. Apa suaminya itu memang tak menginginkan ia tetap berada di sisinya? Sesuatu yang berat tiba-tiba saja bergelayut di sudut hatinya. Matanya yang tadi berbinar ceria tiba-tiba berubah sendu. Mereka mem