bc

Tragedi di Hari Pernikahan

book_age18+
40
IKUTI
1K
BACA
BE
family
fated
stepfather
single mother
heir/heiress
blue collar
drama
tragedy
sweet
serious
bold
city
childhood crush
disappearance
secrets
assistant
substitute
like
intro-logo
Uraian

Hidup Olivia Zahra Aqila, berubah drastis saat ayahnya jatuh sakit dan meninggalkan hutang yang menumpuk. Keluarga mereka yang sederhana tak punya cukup uang untuk melunasi semuanya.

Di tengah keputusasaan, muncullah seorang pria tua kaya raya yang menawarkan jalan keluar: menikahi Olivia sebagai ganti lunasnya semua hutang.

Ibunya, yang sangat mencintai Olivia, tak tega melihat anaknya menderita. Dengan berat hati, ia menyetujui perjodohan itu. Olivia, yang masih muda dan penuh mimpi, merasa dunianya runtuh. Ia dipaksa meninggalkan masa mudanya untuk hidup dengan seorang pria yang jauh lebih tua darinya, hanya demi menyelamatkan keluarganya.

Pria itu bernama Edward Mareza, usianya yang sudah cukup matang untuk menikah, dikabarkan ingin menikahinya. Membantu mengatasi segala permasalahan hidup keluarga Olivia.

Tapi, Olivia membuat suatu kejadian yang akan menjadikan hidupnya berubah saat hari pernikahan itu terjadi.

"Akhirnya kamu kembali. Aku pastikan kita akan menikah, dan kamu harus bersedia meski apapun yang terjadi!"

Ikuti terus kelanjutannya dalam kisah Olivia dan Edward.

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Apa?
Hidup Olivia berubah drastis saat ayahnya jatuh sakit dan meninggalkan hutang yang menumpuk. Keluarga mereka yang sederhana tak punya cukup uang untuk melunasi semuanya. Bu Fatih merasakan kesedihan yang luar biasa. Hutang yang digunakan untuk berobat cukup banyak dan mereka harus membayarnya hanya dalam jangka waktu satu bulan saja. "Oliv, kamu belum tidur, Nak?" Olivia yang sedang duduk di kamarnya merasa terkejut. Ibunya membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk lebih dulu. "Sedang mencari lowongan pekerjaan, Bu. Ada apa?" tanyanya dengan keheranan. Raut wajah ibunya tampak kebingungan. Air mukanya menyiratkan sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya. "Liv, ayahmu kan sakit," Ibunya terbata saat mengatakannya. Membuat Olivia menunggu dan menutup layar HP nya. Ia sedang mencari lowongan pekerjaan di sebuah grup loker. Ada satu pekerjaan yang sepertinya cocok tapi nampaknya butuh motor untuk bisa kerja di tempat itu. "Ibu bingung, ayahmu sakit dan tidak bekerja selama setahun ini. Dan ..." Ucapan ibunya berhenti seperti ragu membuat Olivia menyuruh ibunya duduk dan menenangkan hati supaya bisa menceritakan kegundahannya. "Ada apa sih, Bu? Bilang saja, Oliv pasti akan bantu kalau nanti bisa," ucapnya dengan lembut. Dia tahu bagaimana keadaan mereka saat ini yang harus hidup dengan cukup prihatin. Bahkan dia lulus sekolah pun belum diambil ijazahnya karena tidak ada uang sama sekali untuk mengambil. Adiknya juga masih memiliki hutang untuk membayar buku-buku tapi mereka masih bersemangat untuk bersekolah. Rencananya dia akan bekerja kemudian mengumpulkan uang membantu ibunya. Baru nanti setelah uangnya terkumpul ia akan mengambil ijazahnya. Tangan ibunya terasa dingin ketika menyentuh lengannya. Olivia sangat kaget dan menanyakan kenapa Ibunya tampak seperti orang yang bingung. "Ada apa, Bu?" "Liv, bulan depan kita sudah harus membayar hutang," ucap ibunya. "Hutang? Memangnya berapa ibu harus bayar?" "Hutangnya cukup banyak, Liv. Ibu nggak sanggup bayarnya," jawab ibunya terisak. Air mata Bu Fatih turun membasahi pipi, lalu menyuruh Olivia untuk mendengarkan dan menyuruhnya untuk tidak marah karena nominalnya cukup besar. "Hutangnya cukup besar. Dan itu digunakan untuk membayar pengobatan ayahmu. Ibu harus membayarnya bulan depan. Kalau tidak, rumah ini akan disita," "Disita, Bu?" tanya Olivia kaget. Ibunya mengangguk, menangis lalu memeluknya. Olivia bingung karena mereka sudah harus mencari uang sebelum tanggal pelunasan itu tiba saatnya. "Kita harus cari uang ke mana Bu, Aku juga belum kerja, apalagi Ayah masih sakit, tidak bisa apa-apa dan tergeletak di atas tempat tidur. Tidak mungkin akan bekerja meskipun membanting tulang sekalipun," Olivia merasa sangat sedih apalagi melihat ibunya yang kebingungan hingga harus menceritakan masalah ini padanya. Begitu berat beban yang harus dipikul ibunya. Dia juga bingung harus membantu dengan apa karena sama sekali belum bekerja. Dan setiap harinya dia juga ikut memikirkan keadaan mereka. Olivia berusaha untuk mencari pekerjaan ke sana kemarin namun belum juga ada lowongan yang cocok untuknya. Sekalinya ada malah sangat menyeramkan karena harus memakai pakaian mini setiap malam. Ia duduk termangu sambil memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang dengan cepat untuk bisa membayar hutang-hutang keluarganya. Ayahnya semakin hari semakin menyedihkan karena tubuhnya mulai terlihat kurus di gerogoti oleh penyakit. Teman-temannya tidak ada yang bisa membantunya bahkan mereka malah menjerumuskannya ke sebuah pekerjaan yang sangat dilarang keras oleh orang tuanya. Olivia menangis ketika membayangkan harus tinggal di luar rumah dengan keadaan seperti sekarang ini. Ia menanyakan itu jika rumahnya sampai disita. Teman-temannya memberikan semangat tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantunya. Hingga masalah itu sampai terdengar ke telinga seseorang. Seorang pria yang sudah cukup matang dan memiliki pengaruh besar di kota ini mendengar cerita tentang kehidupan Olivia. Masalah Olivia memang sudah jagi pembicaraan yang cukup menyedihkan di hati teman-temannya. Salah satu teman Olivia adalah Riska yang memiliki paman yang cukup kaya raya namun belum menikah. Riska sedang berkumpul dengan teman satu kelasnya membicarakan Olivia. Mulanya dia berkata sinis tapi temannya mengatakan jika Olivia anak yang baik jadi tidak tega jika harus menyindirnya sebagai anak miskin yang tidak bisa membayar uang untuk mengambil ijazahnya. ** Di tengah keputusasaan, muncullah seorang pria tua kaya raya itu yang menawarkan jalan keluar, bersedia membantu dan menikahi Olivia sebagai ganti lunasnya semua hutang. Pria itu adalah Edward Mareza. Seorang pria yang berusia 33 tahun dan masih lajang. Pria itu merupakan paman Riska yang saat itu mendengar celotehan teman-teman keponakannya dan menceritakan tentang Olivia dan kehidupannya. Pria itu mencari tahu dimana rumah Olivia dan menemui Bu Fatih serta melihat kondisi Pak Darus yang tergeletak tak berdaya di atas tempat tidur. "Saya mendengar cerita ibu dari teman Olivia. Mereka berkumpul di rumah keponakan saya dan terdengar miris. Ijinkan saya untuk memberikan solusi," ucapnya dengan suara lembut namun tegas. Edward menawarkan dirinya untuk dijodohkan dengan Olivia agar bisa membantu kehidupan mereka yang sulit. "Saya seorang jejaka namun terlambat menikah. Ijinkan untuk menikahi putri ibu," "Apa? Ta-tapi, Tuan ... apa Tuan sudah tahu putri ibu seperti apa, ehm ... maksud ibu, Olivia dia ... masih belia, baru lulus sekolah," ujar Bu Fatih. "Saya sudah tahu, dari keponakan di rumah," jawab pria itu. Ibunya, yang sangat mencintai Olivia, tak tega melihat anaknya menderita. Dengan berat hati, ia menyetujui perjodohan itu. Olivia, yang masih muda dan penuh mimpi, merasa dunianya runtuh. Ia dipaksa meninggalkan masa mudanya untuk hidup dengan seorang pria yang jauh lebih tua darinya, hanya demi menyelamatkan keluarganya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Tentang Cinta Kita

read
212.1K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
151.8K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
167.2K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
292.2K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.3K
bc

TERNODA

read
192.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook