“Selamat pagi, Kasih,” sapa pria itu tersenyum hangat kepada Kasih. Meskipun suara dan raut wajah pria itu tampak ramah, tapi Kasih bisa melihat dengan jelas sorot mata mengancam dari kedua bola matanya. Hal ini tentu saja membuat Kasih waspada. “Kasih,” ucap ibunya terdengar khawatir seraya menoleh ke arah Kasih yang saat ini berada di sampingnya. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Kasih dingin kepada pria itu. Kasih melihat ibunya melangkah maju dengan posisi membelakangi Kasih, seolah ibunya sedang berusaha melindunginya dari bahaya. “Jangan khawatir, Kasih,” ucap ibunya seraya meraih tangan Kasih tanpa menoleh ke arahnya. “Ibu nggak akan biarin dia nyakitin kamu,” lanjutnya. Kasih kebingungan dengan situasi saat ini. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi