Bab 120. Berserah pada takdir

1134 Kata

“Ibu nggak apa-apa?” tanya Kasih kepada ibunya yang saat ini berada di sampingnya. Keduanya kini sudah terduduk di lantai. “Kenapa kamu kembali?” balas ibunya sambil terbatuk hebat karena menghirup asap dan sekaligus karena dicekik oleh Adipati tadi. “Aku nggak bisa ninggalin ibu,” jawab Kasih merasa sedih melihat ibunya yang tampak mengenaskan. Kasih mengusap darah yang mengalir di pelipis ibunya dengan perasaan sesak. “Maafin ibu, Kasih. Gara-gara ibu, kamu jadi menderita seperti ini,” ucap ibunya dengan air mata yang mengalir dari kedua bola matanya yang sayu. “Ibu benar-benar minta maaf, Kasih. Semuanya salah ibu.” Kasih menggelengkan kepala sambil berkaca-kaca. “Bukan salah ibu,” katanya. “Semuanya salah pria gila itu,” lanjutnya menatap nyalang ke arah Adipati yang tengah tersen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN