Beauty berhenti tepat di depan Biantara. Dalam sorot lampu yang jauh lebih terang dari lampu kelab malam, kecantikan Beauty tampak luar biasa. Aura yang dipancarkan Beauty membuat siapa saja terpana. Pantas saja kini semua mata tertuju pada Beauty, mengagumi kecantikan yang jarang mereka lihat. Tak terkecuali Biantara. Pria itu, sekali lagi, terpesona oleh sosok Beauty. “Kamu datang,” kata Biantara mengamati wajah Beauty yang tertutup topeng. Ia berusaha keras menebak wajah dibalik topeng itu. Namun, imajinasinya buyar setiap kali mengamati detail wajah Beauty yang terlihat. Seolah wajah cantik itu menolak ditinggalkan hanya untuk sekadar mengingat wajah yang lain. “Bukankah sudah seharusnya aku datang ke pesta yang diadakan khusus untukku?” balas Beauty dengan nada biacara yang lembut