“Kamu hebat, aku nggak nyangka masalahnya akan selesai secepat ini.” ”Aku sudah menyuruh orang menyelidiki, tinggal menemukan bukti.” "Edy kurang ajar! Bisa-bisanya dia mengkhianati kita.” ”Uang, Sophia. Orang akan melakukan apa pun demi itu.” Sophia tersenyum miris. ”Termasuk kita?” ”Dalam hal ini, aku. Kamu berasal dari keluarga kaya, beda denganku.” Sophia memutar tubuh, menatap Ernest. Ia selalu mengagumi laki-laki itu, dari dulu dan tidak berubah sampai sekarang. Makin hari ia justru merasa makin kagum, seiring berjalannya waktu Ernest membuktikan kerja kerasnya membuahkan hasil. ”Biarpun dari keluarga kaya, tapi kebanyakan dari kami ini pemalas. Anak tertua Paman Herman, lebih suka melakukan pekerjaan sosial dari pada bisnis. Padahal, dia pemuda yang cerdas. Tapi sifatnya y