BAB 28

1340 Kata

Lilies duduk diam di sofa, kedua tangannya terlipat di pangkuan, matanya tak lepas dari sosok Gisella yang tengah sibuk di depan kanvas. Beberapa hari ini, rutinitas Gisella tak berubah—duduk berjam-jam sambil mencoretkan kuas, larut dalam dunia sendiri. Seolah ada bara yang membakar d**a, mendesak untuk ditumpahkan, namun tak satu pun lukisan selesai. Hanya guratan abstrak dan warna-warna kacau yang tak memiliki bentuk. Lilies mendesah pelan. Ia sudah beberapa kali melihat Gisella terdiam lama, menatap kosong ke kanvas, lalu tiba-tiba menghapus air mata yang menggantung di sudut mata. Hatinya terenyuh. Ia tahu, Gisella sedang menanggung luka yang dalam, dan melukis tampaknya satu-satunya cara untuk bertahan. Namun, Lilies pun sadar, rasa sakit itu belum menemukan jalan keluar. Dan sampai

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN