Ernest menatap Sophia yang berdiri di dekat jendela. Tidak seperti biasanya, wanita itu terlihat pendiam. Saat melihamya datang hanya menyapa seperlunya. Dengan satu tangan mengisap rokok dan tangan lain menenggak minuman, wajah Sophia tegang. Memberi tanda pada orang-orang yang ada di ruangan untuk keluar, ia mendekati wanita itu. ”Terjadi sesuatu?” Sophia mengangguk. ”Iya, dan cukup kacau.” “Ada apa?” Menandaskan minuman, Sophia mematikan rokok. Menghela napas panjang, menatap Ernest. “Aku nggak tahu di mana yang salah, Ernest. Semua terasa campur aduk. Gudang minuman disabotase, mengganti minuman asli dengan palsu.” ”Apa? Kenapa bisa begitu?” ”Itu dia, aku juga nggak mengerti. Kami membeli dari supplier biasa. Mereka tidak mungkin menipu kita, bahkan saat minuman diantar masih ad