"Nona, sudah bangun? Lilies memanggil nama Gisella dengan hati-hati, suaranya lembut seolah takut menyentuh luka yang belum kering. Sejak tadi malam, setelah mendengar raungan pilu yang begitu menyayat hati dari balik pintu kamar ini, Lilies nyaris tak bisa memejamkan mata. Jantungnya berdebar sepanjang malam, dipenuhi rasa takut dan kekhawatiran—takut jika sesuatu yang buruk benar-benar terjadi, dan berharap Gisella akan baik-baik saja saat pagi datang. Meski Lilies mengenal Ernest lebih dulu, bahkan memiliki utang budi yang tak mungkin bisa ia bayar seumur hidup, bukan berarti ia setuju dengan cara laki-laki itu memperlakukan Gisella. Ernest mungkin tidak pernah melukai secara fisik, namun Lilies bisa merasakan—dari cara Gisella berjalan, dari tatapan kosong dan senyumnya yang makin ja