"Papa, kenapa mendadak memanggilku?” Debrina memutar kursi rodanya menuju Bambang yang menunggunya di ruang tamu. Tidak ada orang lain di sana, selain mereka. ”Aku mau ke Itali besok. Sebelum pergi ingin melihatmu. Bagaimana kabarmu? Kelihatan sehat dan gembira?” Debrina mengecup pipi sang papa dan tersenyum. ”Gembira tentu saja. Selama beberapa hari ini Ernest menginap di rumah, yah, meskipun sambil kerja. Dia juga sudah menyelesaikan satu masalah di club." Bambang mengangguk. ”Aku sudah mendengar dari Sophia. Suamimu itu memang pekerja keras dan bisa diandalkan. Seandainya saja anakmu mengikuti jejaknya, tentu akan lebih bagus, Debrina.” Mendengar perkataan sang papa, wajah Debrina yang semula berseri-seri meredup. la mengakui kalau anaknya memang kurang cakap dalam mengelola perusah