Bab 16

1676 Kata

Lidia berdiri di ujung meja makan, memperhatikan sekali lagi setiap detail yang sudah ia susun. Cahaya pagi dari jendela besar menerobos masuk, memantul di permukaan gelas bening yang berisi jus jeruk segar. Aroma roti panggang yang baru keluar dari oven berpadu dengan wangi kopi hitam yang masih mengepul, mengisi udara dengan kehangatan yang menenangkan. Ada juga semangkuk kecil potongan buah yang warnanya mencolok—merah cerah stroberi, kuning nanas, dan hijau kiwi—tertata seperti lukisan yang hampir terlalu sayang untuk dimakan. Sari, yang sejak tadi membantu menyiapkan semuanya, berdiri di sisi meja sambil merapikan lipatan tisu. Ia menatap hasil kerja mereka dengan puas, lalu melirik Lidia sambil tersenyum kecil. “Wah, cantik sekali, Mbak. Kalau Tuan Roby sampai nggak selera makan, i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN