Bab 24

1754 Kata

Pagi itu, cahaya mentari yang lembut merayap perlahan melewati sela gorden berwarna krem muda di kamar Roby Darmawan. Udara masih sedikit dingin, menyisakan kesejukan malam yang belum sepenuhnya pergi. Kilau hangat dari matahari pagi jatuh tepat di sisi ranjang, memantul samar di permukaan meja nakas Di ranjang luas itu, dua tubuh masih terlelap dalam kedekatan yang sulit dijelaskan. Lengan kokoh Roby masih melingkari pinggang Lidia dengan cengkeraman yang erat, nyaris protektif, seakan naluri alamiahnya enggan melepaskan sesuatu yang begitu berharga. Dadanya yang bidang naik turun teratur, napasnya berat namun tenang, nyaris tak terganggu oleh dunia luar. Kepala Lidia bersandar tepat di atas jantung pria itu, dan suara detak yang dalam, konsisten, menjadi harmoni lembut yang menenangkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN