Malam itu semakin larut. Jam yang terpajang di dinding sudah menunjukkan lewat tengah malam, namun kelopak mata Lidia masih enggan untuk terpejam. Di luar jendela, langit malam tampak tenang dengan bintang-bintang berkelip samar, seakan sengaja memberi cahaya redup yang menenangkan. Tetapi di dalam kamar, yang terdengar hanyalah suara pelan dari AC yang menyala dan tarikan napas teratur dari pria yang tengah tertidur di belakang Lidia. Roby terlelap nyenyak. Tubuh hangat pria itu menempel rapat pada tubuh Lidia, satu lengan kuat melingkari perutnya, menariknya lebih dekat seolah-olah tidak ingin kehilangan. Pelukan itu begitu erat, bahkan ketika Roby sudah tenggelam dalam mimpinya. Seakan dalam tidur sekalipun, pria itu masih menjaga agar Lidia tetap berada dalam jangkauannya. Lidia m

