*** Butuh waktu beberapa saat hingga Beverlyn sadar Oscar sudah tidak lagi melingkarkan lengan di pinggangnya. Hembusan napas hangat di lehernya pun menghilang, membuatnya penasaran. Ia akhirnya tak tahan untuk menoleh sekadar memastikan. Ponsel masih tergenggam di tangannya, sambungan telepon dengan Cicelya tetap aktif. Namun mata Beverlyn justru sempat melirik ke arah pria di sampingnya. Oscar kini berbaring terlentang, bukan lagi miring menempel seperti tadi. Dadanya naik turun pelan, mata terpejam, tapi entah kenapa Beverlyn tahu ia belum benar-benar tertidur. Oh, Beverlyn … lelaki itu sedang berjuang menahan hasratnya. “Aunty…?” suara mungil Cicelya memanggil dari seberang, membuat Beverlyn tersadar dan buru-buru kembali fokus. “Iya, sayang?” jawabnya lembut. Senyum tipis otomati