Bab 41: Puas Jalan-Jalan Sama Duda?

2034 Kata

*** Jarum jam sudah merangkak ke pukul sembilan malam. Ruang perawatan itu sunyi. Tak ada keluarga, tak ada suara obrolan. Hanya Oscar, terbaring di atas ranjang dengan wajah masih agak pucat. Pria itu tampak uring-uringan. Sesekali berdecak kesal, kadang menghela napas berat, seolah sedang bertarung dengan pikirannya sendiri. Tidak ada yang benar-benar nyaman baginya malam itu—posisi tidurnya salah, udara terasa pengap meski pendingin ruangan bekerja, dan waktu seakan berjalan terlalu lambat. Ceklek! Bunyi pintu terbuka memecah kesunyian. Seorang perawat wanita masuk. Di tangannya ada clipboard berisi catatan medis. “Selamat malam, Tuan Oscar,” sapanya sopan. Namun yang disapa hanya diam saja. Ia mendekat ke sisi ranjang, memastikan monitor di kepala ranjang masih menampilkan grafik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN