*** Oscar menunduk, pandangannya jatuh pada Beverlyn yang masih bersimpuh di hadapannya. Sorot matanya tajam, nyaris tak berkedip, memantau setiap detail gerakan perempuan itu. Ia bisa melihat jelas keraguan yang melintas di wajah istrinya, namun jemari mungil itu tetap bekerja— mengurut pelan batang panas yang dari detik ke detik semakin menegang di dalam genggamannya. Sensasi itu menusuk, menyalakan bara di sekujur tubuh Oscar, dan ia tahu, kendali di antara mereka perlahan mulai bergeser ke arah yang tidak biasa. Sesekali Beverlyn mendongak, menatap ke atas, dan Oscar menangkap pandangan itu. Ada gugup, ada keberanian yang dipaksakan, namun cukup untuk membuat pria itu terdiam sejenak. Lalu bibir mungil itu terbuka perlahan. Oscar menahan napas ketika lidah lembut itu menjulur, menyen