Pulang di Antara Rasa Bersalah

1948 Kata

Udara malam menembus kaca jendela besar di penthouse yang berdiri di tengah langit Jakarta. Hujan ringan baru saja reda, meninggalkan aroma tanah basah yang samar-samar terbawa angin. Di dalam kamar luas berbalut nuansa putih keemasan itu, Nadine duduk di tepi ranjang, masih mengenakan gaun tidur satin yang lembut menempel di kulitnya. Ia menatap layar ponsel yang berkedip tanpa pesan baru. Hanya bayangan wajahnya sendiri di permukaan kaca yang menatap balik dengan mata yang mulai letih. Sudah hampir pukul sebelas malam. Sean belum juga pulang. Awalnya, Nadine tak ingin berpikiran macam-macam. Suaminya adalah pria sibuk—CEO muda dengan tanggung jawab besar. Ia tahu betul, dunia bisnis sering menelan waktu dan kesabaran. Namun malam ini, ada sesuatu yang terasa berbeda. Biasanya, Sean a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN