Gwen menutup mata sebentar, menatap pantulan dirinya di kaca jendela koridor. Di sana, ia melihat sosok wanita yang hidup di dua dunia: satu yang dingin dan berjarak, satu lagi yang begitu penuh gairah dan berbahaya. Ia berjalan cepat, menekan tombol lift. Saat pintu terbuka, hatinya berdegup semakin kencang. Sementara itu, di lantai atas, Sean berdiri di depan jendela besar kamarnya, ponsel masih di tangannya. Ia tahu Gwen sedang membaca pesannya. Ia tahu Gwen pasti ragu. Tapi sesuatu di dalam dirinya menolak logika—ia butuh Gwen. Butuh kehadirannya, suaranya, bahkan tatapannya yang bisa meluluhkan semua beban bisnis, tekanan keluarga, dan kebohongan yang ia jalani setiap hari. Tangannya menggenggam ponsel lebih erat, matanya menatap jauh ke arah kota Paris yang sibuk. Ia mencoba menga

