Sean terbangun dengan kepala berat, cahaya matahari menyusup masuk melalui tirai tipis penthouse itu. Kamar masih berantakan, sisa anggur semalam di meja kaca, gaun satin Gwen tergeletak di lantai, dan aroma samar parfum wanita masih melekat di udara. Ia berbalik, menatap sosok Gwen yang terlelap di sisi ranjang dengan rambut terurai menutupi bahunya. Tubuh mungil itu meringkuk di bawah selimut, tenang seakan malam sebelumnya tidak pernah terjadi. Sean terdiam beberapa detik, membiarkan dirinya mengingat kembali setiap sentuhan, setiap helaan napas, setiap bisikan yang semalam ia lepaskan padanya. Namun kenyataan segera kembali menghantam. Ia tidak boleh berlama-lama di sini. Pernikahannya dengan Nadine masih segar, baru beberapa bulan, dan dunia menatap mereka sebagai pasangan sempurna—d

