[Chapter 21+]
Matahari Jakarta menembus perlahan dari celah tirai tipis yang menjuntai hingga menyentuh lantai. Cahaya keemasan jatuh di atas ranjang king size yang luas, menyingkap wajah seorang perempuan yang masih terlelap dengan nafas teratur. Gwen menggeliat pelan, tubuhnya seperti diikat rasa lelah yang manis, seakan setiap ototnya mengingat malam panasyang baru saja dilewati.
Ia membuka mata dengan berat. Sekilas, ia lupa di mana dirinya berada. Langit-langit tinggi berwarna putih gading, chandelier kristal yang menggantung anggun, dinding marmer yang memantulkan sinar pagi—semua itu terlalu asing bagi Gwen, yang terbiasa bangun di kamar kos kecilnya.
Namun begitu ia menoleh, semuanya kembali nyata.
Sean masih terlelap di sampingnya. Tubuh tegap pria itu terbalut selimut tipis,
