Luka Setelah Paris

1414 Kata

Jet pribadi milik keluarga Mahardika meluncur di langit Paris, meninggalkan kota yang masih berkilau dengan lampu-lampu pesta. Malam itu terasa lebih panjang dari biasanya, dan keheningan di dalam kabin mewah itu hanya dipecahkan oleh dengung lembut mesin yang stabil. Nadine duduk di kursinya, menatap jendela oval yang memperlihatkan langit kelam tanpa bintang. Sekertaris pribadinya, Hana, menatap heran dari seberang kabin. Ia belum pernah melihat Nadine sesibuk dan sekaku ini. Dari tadi, Nadine terus membuka-buka ponselnya, lalu meletakkannya lagi tanpa berkata apa pun. Raut wajahnya tenang, tapi ada sesuatu yang menekan dari balik ketenangan itu — seperti seseorang yang menahan napas terlalu lama. “Bu Nadine,” suara Hana akhirnya memecah hening, lembut dan berhati-hati, “apa tidak seba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN