Paris and You

1510 Kata

Udara Paris malam itu begitu lembut, seperti menyentuh kulit dengan jemari angin yang halus. Lampu-lampu kota memantul di permukaan sungai Seine, sementara Gwen berdiri di balkon kamar hotelnya, menatap ke arah langit yang bertabur cahaya. Dari lantai tertinggi hotel, ia bisa melihat gemerlap Eiffel di kejauhan. Rasanya indah, tapi juga menyakitkan. Xavier mengetuk pintu kamar dengan santai, lalu masuk tanpa menunggu jawaban, membawa dua gelas cokelat panas. “Kukira kamu belum tidur,” katanya pelan. Ia tersenyum seperti biasanya—senyum yang terlalu mudah membuat seseorang lupa sedang terluka. Gwen menatapnya, sedikit terkejut, tapi tak mengusirnya. “Kamu selalu tahu kapan harus muncul, ya,” ucapnya sambil menerima gelas itu. “Aku cuma tahu kapan seseorang butuh teman bicara,” jawab Xavie

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN