Akan Honeymoon

1056 Kata

Kantor Eclat sudah hampir kosong. Lampu-lampu di ruangan besar telah dipadamkan, hanya tersisa cahaya temaram dari ruang CEO yang masih menyala. Jakarta di luar jendela kaca menjulang, kerlip lampu kota seperti lautan bintang yang tak pernah tidur. Sean duduk di kursinya, jas sudah ia lepaskan, dasi longgar di leher. Di depannya, layar ponsel menyala. Ia menatap lama-lama layar itu, nama Gwen muncul di bagian atas aplikasi pesan. Jemarinya mengetik cepat, lalu berhenti, menghapus lagi. Mengetik ulang, lalu kembali menghapus. Akhirnya, ia menuliskan kata-kata sederhana: “Aku merindukanmu. Tapi malam ini aku tidak bisa datang ke penthouse. Mungkin untuk beberapa hari ke depan juga aku tidak bisa. Aku ada perjalanan bisnis dengan Nadine.” Kalimat itu terlihat dingin di layar, jauh lebih f

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN