Kebohongan Sean

1061 Kata

Malam itu, Gwen duduk sendirian di ruang makan penthouse yang kini menjadi tempat tinggalnya. Lampu gantung kristal yang anggun menebarkan cahaya keemasan, namun tidak mampu mengusir hampa yang menyelimutinya. Di atas meja, layar ponselnya masih menyala, menampilkan pesan singkat dari Sean. "Aku rindu kamu, tapi malam ini aku tidak bisa datang. Mungkin beberapa hari ke depan juga tidak. Ada perjalanan bisnis yang tidak bisa aku tinggalkan." Gwen membaca ulang kalimat itu. Jari-jarinya gemetar kecil saat menyentuh layar, seakan ingin membalas, tapi tak ada satu kata pun yang muncul. “Perjalanan bisnis,” gumamnya lirih. Kata itu terasa seperti jarak, sebuah tembok yang lagi-lagi mengingatkannya pada kenyataan: Sean bukan miliknya. Sean adalah suami orang. Udara malam Jakarta merambat masu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN