Ruang Bercinta Rahasia

1137 Kata

[Chapter 21+] Tangan Gwen gemetar ketika pena mahal itu menyentuh kertas. Sekilas ia bisa melihat bayangannya sendiri di permukaan marmer meja makan yang mengilap. Di hadapannya, Sean hanya duduk tenang, menunggu, seolah sudah tahu bahwa Gwen tak punya pilihan selain menyerah pada dirinya. Beberapa detik hening, hanya suara detak jam dinding dan desiran napas Gwen yang terdengar. Ia menatap kembali ke arah Sean—pria itu masih dengan wajah teguh, sorot mata kelam namun membius. Gwen menarik napas dalam, lalu akhirnya goresan tanda tangannya terukir di atas kertas. Tangannya lemas saat pena itu ia letakkan. Hatinya berdegup kencang, campuran rasa lega dan takut yang membuncah. Gwen menutup mata sejenak, membiarkan kenyataan itu meresap dalam kepalanya: ia baru saja menandatangani hidupnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN