"Adek, kenapa kamu enggak balas pesan Abang? Kenapa kamu enggak angkat telepon Abang?" tanya Angkasa yang nekat mendatangi kantor tempat Syakira magang saat jam makan siang. "Aku sibuk, Bang," jawab Syakira tak berani menatap wajah Angkasa yang berdiri di hadapannya. "Maaf, tapi bisakah Abang pergi dari sini? Enggak enak kalau dilihat karyawan kantor yang lain." Saat ini mereka berdua ada di loby kantor, tepat di dekat pintu kaca utama. Beberapa karyawan yang lalu-lalang mulai melirik penasaran, membuat Syakira semakin gelisah. Gadis itu menahan diri untuk tidak menangis, di dalam hati kecilnya dia sangat merindukan Angkasa, ingin memeluk pria itu erat-erat dan menangis di pelukan kakak tirinya. “Syakira,” suara Angkasa melembut, tapi sorot matanya tetap tajam, penuh tanda tanya. “Apa