Angkasa memarkir mobilnya di depan rumah tempat tinggal Kakek dan Neneknya. Dia menghela napas panjang, menenangkan diri sebelum turun. Dalam benaknya, malam ini adalah waktu yang tepat. Dia ingin bicara jujur tentang hubungan istimewanya bersama Syakira dan akan menolak dengan tegas perjodohannya bersama Renita. “Semoga mereka bisa ngerti,” gumamnya sambil melangkah ke pintu utama. "Karena aku tak akan bisa hidup tanpa, Syakira." Begitu bel ditekan, pintu dibuka oleh Erna–asisten rumah tangga di rumah itu. "Silahkan masuk, Mas Angkasa. Bu Neni dan Pak Arga sudah menunggu di dalam," ucapnya sopan sambil menunduk. "Makasih, Mbak." Angkasa melangkah masuk, menyusuri lorong panjang menuju ruang tamu. Tapi langkahnya terhenti seketika ketika melihat siapa yang duduk di sana. "Apa? Ada Re