Syakira refleks merogoh tasnya, berusaha mengambil ponsel yang terus bergetar. Tapi tangannya kalah cepat. "Jangan!" pekik Angkasa. Dengan gerakan cepat, Angkasa menarik ponsel Syakira, lalu tanpa pikir panjang, membuka jendela mobil dan melemparkan ponsel itu keluar. Syakira terperangah dan berteriak, “Abang!" Angkasa kembali menginjak pedal gas, membuat mobil melesat di jalanan gelap. “Abang gila ya?! Abang buang handphone aku!” Syakira membentak, matanya mulai berkaca-kaca. “Terserah kamu mau bilang apa,” sahut Angkasa dengan rahang mengeras. “Tapi malam ini kamu harus memilih aku!” Mobil terus melaju membelah sunyi malam, melewati tanjakan, lampu jalan yang makin jarang, dan udara yang makin dingin. Syakira memeluk tubuhnya sendiri, matanya tak lepas dari jendela. Ketakutan, keb