Suasana ruangan seketika berubah hening. Pertanyaan Renita yang dilontarkan tanpa basa-basi itu seolah menjadi tamparan keras bagi Syakira yang duduk tak jauh dari mereka. Tangannya yang tadi sedang memetik satu buah anggur mendadak terhenti di udara. Gadis itu mematung, menahan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak dua kali lebih cepat. Angkasa memutar kepalanya menatap serius Renita dengan wajah kaku. “Kamu serius nanya itu sekarang?” tanyanya perlahan, berusaha tenang. Renita mengangguk mantap. “Iya, Aku udah di umur yang di mana aku udah enggak mau buang-buang waktu lagi. Lagian, kita udah kenal sejak lama. Kakek dan Nenek kita juga berharap begitu. Mereka pikir kita cocok.” "Apa?" pekik Syakira dalam hati, dia menelan ludah pelan, berusaha tetap terlihat tenang, padahal isi pik